Doa untuk Hindari dan Atasi Utang

Foto pixabay,d canva

Rasulullah Muhammad SAW telah mengingatkan umatnya agar menghindari utang. Beliau sering berdoa:

أَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ وَقَهْرِ الرِّجَالِ

“Allahumma Audzubika min ghalabati addain wa qahr ar-rijaal (aku berlindung dari lilitan utang dan pemaksaan manusia).”

Yang berutang mestinya telah menggambarkan dalam benaknya kapan dan dari mana sumber pembayarannya, karena Alquran menegaskan Kalau kamu berutang untuk masa tertentu maka hendaklah kamu melunasinya (QS 2:282). 

Rasul SAW bersabda: Jiwa seorang Mukmin yang wafat tergantung oleh utangnya sampai dibayar (HR Attirmizy melalui Abu Hurairah) dalam arti ia tidak akan meraih kedudukannya kecuali setelah utangnya dilunasi.

Bahkan, ada riwayat bahwa Nabi SAW enggan menshalatkan orang yang berutang  (jika tak ada yang menanggung utangnya). Setiap orang dewasa menanggung utangnya sendiri. Bukan kewajiban, tetapi semata-mata hanya karena kebaikan, orang lain, termasuk ayah dan keluarga bila menanggungnya.

Karena itu tidak ada dosa bagi ayah atau keluarga bila enggan menanggung utang anak yang dewasa atau keluarganya, apalagi jika ternyata yang bersangkutan tidak jera berutang. Bahwa ini dapat mengantarnya berhubungan dengan yang berwajib atau dihukum bukanlah dalih untuk membayarkan utangnya bahkan boleh jadi itu merupakan cara terbaik untuk mendidiknya sehingga tidak mengulangi perangai buruk itu.

Doa Menyelesaikan Utang

Di dalam masjid, Rasul bertemu dengan  Abu Umamah yang sedang gelisah. Beliau pun bertanya, “Wahai sahabatku, mengapa engkau tetap berada di dalam masjid ini, sementara kini bukan waktunya shalat?”

 Abu Umamah pun menjelaskan, “Wahai Rasulullah, saya memang sedang cemas karena memikirkan besarnya utang yang melilit saya.”

Mendengar jawaban itu, Nabi SAW tertegun. Keadaan Madinah saat itu belum begitu baik untuk urusan bisnis. Masih banyak kaum Anshar dan Muhajirin yang serba kekurangan sehingga terpaksa meminjam uang untuk sekadar memenuhi kebutuhan sehari-hari.

“Maukah engkau kuajari doa yang ketika engkau ucapkan dengan sungguh-sungguh, Allah SWT akan meniadakan kecemasanmu dan membuat utangmu terbayar?” kata Nabi SAW agar sahabatnya itu terhibur.

Tentu, ya Rasulullah.”

“Manakala engkau memasuki waktu pagi dan petang, ucapkanlah, ‘Allahumma inni a’udzubika mina al-hammi wa al-hazani, wa a’udzubika mina al-‘ajzi wa al-kasali, wa a’udzubika mina al-jubni wa al-bukhli, wa a’udzubika min ghalabati ad-daini wa qahri ar-rijaal’ (Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kegelisahan dan rasa sedih, dan aku berlindung kepada-Mu dari sifat lemah dan kemalasan, dan aku berlindung kepada-Mu dari sikap pengecut dan kikir, dan aku berlindung kepada-Mu dari beban utang dan penindasan oleh orang),” sabda beliau.

Wajah Abu Umamah tidak lagi menunjukkan kesedihan. Perasaannya dipenuhi suka cita.

Dengan penuh semangat, dia pun mengucapkan terima kasih kepada Rasulullah SAW dan meminta izin meninggalkan masjid. Amalan dari Nabi SAW dilakukannya secara rutin. Akhirnya, perlahan-lahan utang yang membebaninya lunas terbayar.

Sumber: Republika