Doa Mengharap Limpahan Rezeki


Selama kita menjalani hidup, kadang kita mengalami kesulitan, antara lain soal rezeki. Bagaimana cara melepaskan diri dari kesulitan rezeki? Imam Nawawi dalam kitab al-Adzkar mengutip sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Ibn as-Sunni berbunyi: 

بسم الله على نفسي،ومالي وديني، اللهم أرضني بما قضيت لي، وبارك لي فيما قدر لي, حتى لا أحب تعجيل ما أخرت ، ولا تأخير ما عجلت

“Bismillahi ala nafsi wa mali wa diini. Allahumma ardhini biqhadhaita li wa barik-li fiima quddira-li, hatta la uhibba ta’jiila ma akharta, wa la ta’khira ma ‘ajaltu.” 

Artinya: “Dengan menyebut nama Allah atas diriku, hartaku, serta agamaku. Ya Allah, jadikanlah hamba sebagai orang yang ridha da ikhlas menerima ketetapanMu, berkahilah diriku atas rezeki yang Kau tentukan. Hal itu agar aku tak tergesa-esa meminta suatu hal yang kau akhirkan atas sesuatu yang kau hendak percepat.”  

Imam Nawawi dalam penjelasannya di kitab al-Adzkar menjabarkan bahwa doa ini berisi kebajikan dan sangat layak dibaca bagi siapa-siapa yang hendak memperoleh kelapangan rezeki. 

Baik atau buruknya suatu rezeki yang ada, itu hanya semata-mata pandangan manusia semata. 

Rezeki Sudah Ditetapkan

Nabi Muhammad  shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda yang bunyinya seperti di bawah ini,

كَتَبَ اللَّهُ مَقَادِيرَ الْخَلاَئِقِ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَوَاتِ  وَالأَرْضَ بِخَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ

“Allah telah mencatat takdir setiap makhluk sebelum 50.000 tahun sebelum penciptaan langit dan bumi.” (HR. Muslim no. 2653, dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash)

Ada pula hadist Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam yang berbunyi.

إِنَّ أَوَّلَ مَا خَلَقَ اللَّهُ الْقَلَمَ فَقَالَ اكْتُبْ. فَقَالَ مَا أَكْتُبُ قَالَ اكْتُبِ الْقَدَرَ مَا كَانَ وَمَا هُوَ كَائِنٌ إِلَى الأَبَدِ

“Sesungguhnya awal yang Allah ciptakan (setelah ‘arsy, air dan angin) adalah qalam (pena), kemudian Allah berfirman, “Tulislah”. Pena berkata, “Apa yang harus aku tulis”. Allah berfirman, “Tulislah takdir berbagai kejadian dan yang terjadi selamanya.” (HR. Tirmidzi no. 2155. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Rezeki  sudah ditetapkan dari sejak lahir hingga mati nanti. Jika ikhtiar dan doa sudah dimaksimalkan maka tinggal berserah diri menanti hasilnya. 

Ibnul Qayyim juga mengatakan,

“Fokuskanlah pikiranmu untuk memikirkan apapun yang diperintahkan Allah kepadamu. Jangan menyibukkannya dengan rezeki yang sudah dijamin untukmu. Karena rezeki dan ajal adalah dua hal yang sudah dijamin, selama masih ada sisa ajal, rezeki pasti datang. Jika Allah “dengan hikmahNya” berkehendak menutup salah satu jalan rezekimu, Dia pasti “dengan rahmatNya” membukakan jalan lain yang lebih bermanfaat bagimu.

Kalau Allah tutup satu pintu rezekinya untuk kita, bisa jadi  Allah tidak ridho karena tidak berkah, ada kemudharatan di dalamnya. Tapi karena Allah sudah melihat kita berupaya dan berdoa, maka Allah ganti dengan membukakan jalan lain yang lebih maslahat dan berkah.

Cukuplah doa dan ikhtiar, perbaiki diri kita, ibadah kita, fokuslah melaksanakan perintah-Nya.