Di Chechnya Tak Ada Babi, Alkohol, dan Rokok


Chechnya salah satu negara bagian Russia terkenal angker karena sering diberitakan banyak kerusuhan. Tapi segera umum ternyata aman. Dan jangan salah paham. polisi akan sangat tegas terhadap perusuh. Di Chechnya, polisi dipersenjatai dengan AK dan pistol.

Jadi, untuk amannya Anda tidak boleh bermabuk-mabukan. Lagi pula tidak ada minuman  alkohol di Chechnya.

Anda tidak akan menemukan minuman keras, ganja, bahkan rokok dan hal semacamnya di Chechnya. Hal-hal seperti itu tidak dapat ditemukan bahkan di hotel dan restoran mewah —  lagi, karena tradisi Muslim. Penduduk setempat menjalani gaya hidup sehat dan menikmati olahraga, budaya, koleksi senjata, dan bepergian.

Jika Anda suka acara budaya, cobalah  ke Teater Pusat dan masjid terbesar di wilayah ini: Masjid Akhmad Kadyrov, atau resminya Serdtse Chechni (“Jantung Chechnya”). Keduanya terletak di Grozny

Olahraga itu sakral karena secara tradisional mereka melihat wilayah pegunungan sekitar sebagai tanah air para pejuang. Setiap pria di Chechnya pasti pernah mencoba seni bela diri setidaknya sekali dalam hidupnya. Warga setempat suka menonton olahraga dan ada sejumlah tempat olahraga besar baru-baru ini dibangun. Yang paling mengesankan adalah Arena Ahmat.

Jika Anda suka acara budaya, cobalah  ke Teater Pusat dan masjid terbesar di wilayah ini: Masjid Akhmad Kadyrov, atau resminya Serdtse Chechni (“Jantung Chechnya”). Keduanya terletak di Grozny.

Anda akan menyukai Chechnya jika menggemari senjata. Pemimpin Chechnya Ramzan Kadyrov secara pribadi memantau pembangunan Universitas Spetsnaz Rusia, yang dikhususkan untuk pelatihan pasukan khusus. Ia terletak 33 km di luar Grozny, dekat kota Gudermes.

Beberapa bagian di pusat universitas sedang dalam perbaikan tetapi lapangan tembaknya dibuka untuk umum. Anda dapat menembak apa pun yang diinginkan, mulai dari pistol hingga senapan mesin berat dan peluncur granat. Setelah pembangunan selesai pada 2020, Anda akan bisa menembak di bawah air dan bahkan menjinakkan ranjau (jika Anda nekat).

Selain menembak dan meledakkan sesuatu, kami rekomendasikan Anda pergi mendaki. Jika Anda suka  berkemah, berjalan melintasi hutan, dan mendaki gunung, Chechnya adalah tempat yang tepat. Mulailah di Grozny dan lakukan perjalanan ke segala arah yang Anda suka.

Anda tidak akan menemukan babi sama sekali di sini. Itu sudah pasti.
Coba shashlik (sate raksasa) lokal dan kebab, terutama yang dengan daging kambing. Ada banyak kafe yang menyajikan masakan lokal dan setiap pengemudi taksi setempat akan membawa Anda ke manapun dalam waktu 20 menit maksimal — Grozny jauh lebih kecil dibandingkan Moskow.

Tukarkan rupiah (atau mata uang apa pun yang Anda miliki) dengan rubel sebelum pergi ke sana — melakukan ini akan menghemat waktu karena Anda tidak perlu lagi repot mencari bank lokal di Chechnya.

Anda juga perlu uang tunai karena tidak akan bisa membayar dengan kartu kredit Anda (kecuali di restoran dan hotel mewah besar).

Anda juga disarankan menghindari percakapan dengan gadis-gadis lokal seperti yang mungkin Anda lakukan di kota besar lain. Di Chechnya aturannya berbeda, percayalah.

Ada dua cara menuju ke sana. Anda dapat mengambil penerbangan langsung dari Moskow ke Grozny dari Bandara Vnukovo, dan pesawat terbang bolak-balik dua kali sehari.

Atau Anda bisa lewat darat dari Grozny berjarak 1,850 km di selatan Moskow. Perjalanan ini akan membawa Anda melalui kota-kota seperti Voronezh dan Rostov-on-Don.

Orang-orang Chechnya  suka bergaul dan ingin tahu. Mereka tak dikunjungi banyak turis karena orang masih takut untuk berkunjung ke sana. Itu karena sering terjadi kerusuhan.

Jika Anda kenal satu keluarga, Anda tidak boleh menolak tawaran mereka untuk datang makan malam. Jika tak dapat langsung pergi, jadwalkan di hari lain. Jika tidak, mereka akan merasa tersinggung dan pertemanan bisa hilang.
Sebagai wilayah dengan populasi Islam, Chechnya memiliki beberapa aturan khusus untuk pakaian. Seorang gadis tidak boleh menunjukkan kaki tangannya secara terbuka. Untuk para pria, ingat satu hal: Jangan pakai celana pendek atau kaus mewah.

Sumber: Russia Beyond

Alhamdulillah Biaya Haji Indonesia Paling Murah


Biaya naik haji Indonesia ternyata paling murah di Asean. Sekretaris Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama Ramadhan Harisman menyatakan pada  2015 – 2018, biaya haji Indonesia lebih rendah dibanding Brunei Darussalam, Malaysia, dan Singapura.”

Menurut Ramadhan, dalam empat tahun terakhir, rata-rata biaya haji Brunei Darussalam berkisar di atas 8.000 dolar AS.  Biaya haji Brunei Darussalam pada tahun 2015 sebesar 8.738 dolar AS, 8.788 dolar AS pada 2016, 8.422 dolar AS (2017), dan 8.980 dolar AS (2018).

Untuk Singapura, rata-rata di atas 5.000 dolar AS, yakni: 5.176 dolar AS (tahun 2015), 5.354 dolar AS (2016), 4.436 dolar AS (2017), dan 5.323 dolar AS (2018). Sementara Malaysia, biaya haji sebesar 2.750 dolar AS pada 2015, 2.568 dolar AS (2016), 2.254 dolar AS (2017), dan 2.557 dolar AS (2018).

“Dalam dolar AS, rata-rata BPIH Indonesia pada 2015 sebesar 2.717 dolar AS. Sementara tiga tahun berikutnya adalah 2.585 dolar AS di 2016, 2.606 dolar AS di 2017, dan 2.632 dolar AS di 2018,” ujar Ramadhan.

Sekilas, lanjut Ramadhan, BPIH Indonesia lebih tinggi dari Malaysia. Namun, sebenarnya lebih murah. Sebab, dari biaya yang dibayarkan jamaah, ada dana sebesar 400 dolar AS atau setara 1.500 riyal Saudi yang dikembalikan lagi kepada setiap jamaah sebagai biaya hidup di Tanah Suci.

“Saat pelunasan, jemaah membayar BPIH yang di dalamnya termasuk komponen biaya hidup. Komponen biaya tersebut bersifat dana titipan saja. Saat di asrama haji embarkasi, masing-masing jemaah yang akan berangkat akan menerima kembali dana living cost itu sebesar 1.500 riyal Saudi,” jelasnya.

“Jadi riil biaya haji yang dibayar jemaah haji Indonesia adalah 2.312 dolar AS di 2015, 2.185 dolar AS di 2016, 2.206 dolar AS di 2017, dan 2.232 dolar AS di 2018,” ujarnya menambahkan.

Sejak 4 tahun terakhir hotel yang ditempati jemaah minimal berkualitas setara bintang 3. Pada tahun 2015, jemaah mendapat layanan 12 kali makan di Makkah, jumlah ini bertambah menjadi 15 kali di 2016, 25 kali di 2017, dan 40 kali di 2018.

“Dari sisi kualitas, Pemerintah juga mensyaratkan para penyedia konsumsi untuk mempekerjakan chef (juru masak) serta bumbu masakan dari Indonesia,” tegasnya.

Rata-rata BPIH Indonesia pada 2015 sebesar 2.717 dolar AS. Sementara tiga tahun berikutnya adalah 2.585 dolar AS di 2016, 2.606 dolar AS di 2017, dan 2.632 dolar AS di 2018.

Ramadhan menjelaskan, saat ini, Kementerian Agama bersama Panitia Kerja (Panja) Komisi VIII DPR sedang membahas BPIH Tahun 1440H/2019M. Dia berharap BPIH sudah bisa disepakati pada awal Februari 2019.

Metode Kauny, Menghafal Al Qur’an Semudah Tersenyum


Yayasan Askar Kauny akan membangun Kampus Peradaban Alquran Askar Kauny di Cianjur, Jawa Barat.

Kelebihan pesantren Askar Kauny mengaplikasikan metode kauny, yakni metode menghafal Alquran semudah tersenyum. Metode tersebut diciptakan Ustaz Bobby untuk membantu umat Islam menghafal Alquran dengan lebih mudah. Metode kauny merupakan metode yang menyelaraskan otak kanan, hati dan gerakan tangan. Sehingga menghafal Alquran menjadi lebih mudah dan menyenangkan.

Pendiri Yayasan Askar Kauny, Ustaz Bobby Herwibowo mengatakan, saat ini, Askar Kauny mengelola sekitar 30 pesantren atau ma’had di Indonesia dan Mesir. Serta mengelola sekitar 257 rumah tahfidzul quran di Indonesia dan Palestina.

Pendiri YAK, Ustaz Bobby Herwibowo saat menjadi penceramah tabligh akbar bercerita tentang anak perempuan berusia 10 tahun penyandang Post Natal Syndrome (PNS) yang menghafal Alquran.

Ustaz Bobby menceritakan, anak perempuan tersebut tidak bisa berkomunikasi dengan orang tuannya, tidak mampu mengikuti pelajaran di sekolah, mudah hilang fokus, kerap menyendiri dan suka lari-lari tidak menentu. Bahkan, dua kali dikeluarkan dari sekolah karena dianggap idiot oleh pihak sekolah.

“Anak perempuan tersebut berkelakuan tidak seperti anak yang lainnya, karena itu anak-anak lain kerap membullynya,” kata Ustaz Bobby saat menjadi penceramah tabligh akbar di Masjid Ad-Du’a, Lampung, Sabtu (26/1) malam.